Peran pedesaan terhadap kota sangatlah erat, tidak bisa dipisahkan begitu saja. Segala kebutuhan dasar masyarakat perkotaan dipenuhi oleh masyarakat desa. Mulai dari kebutuhan akan pangan contohnya, desa merupakan sumber bahan baku makanan, sayuran, beras, dan buah – buahan. Dalam bidang properti pun, sebagian besar bahan baku di pasok dari desa. Dalam hal ini saya akan menceritakan tentang kebutuhan utama dalam membangun rumah yaitu batu bata.
Batu bata terbuat dari tanah liat atau tanah basah. Biasanya yang digunakan adalah tanah bekas sawah. Tanah yang berada dilahan di cangkul dan dibawa untuk di cetak. Proses pencetakan batu bata sangat sederhana, Tanah galian dicampur dengan abu sisa pembakaran, kemudian dimasukan kedalam cetakan yang terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang. Adonan tanah dipres, kemudian dikeringkan dan ditata rapi, proses pengeringan ini berlangsung sekitar 10 – 14 hari. Proses selanjutnya setelah adonan tanah telah kering adalah pembakaran. Proses pembakaran sendiri berlangsung sekitar 7 hari lamanya. Setelah melalui proses yang panjang barulah Batu Bata tersebut digunakan untuk membangun rumah. Semua rangkaian dilakukan secara tradisional, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membuat batu bata.
Dunia properti semakin berkembang pesat, khususnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal. Hal ini cukup memperihatinkan, lahan pertanian semakin sempit. Pembangunan perumahan berkembang cepat di daerah desa. Jika tidak diatur dengan baik, bisa saja beberapa tahun ke depan lahan pertanian akan habis dan berganti dengan rumah. Akan timbul banyak permasalahan baru jika lahan pertanian semakin menipis, Krisis pangan.